Hal Yang Harus Diperhatikan saat menggunakan Minyak goreng
Minyak goreng menjadi salah satu bahan utama yg sangat diperlukan warga Indonesia. Apalagi, kuliner yg dimasak dengan digoreng menjadi favorit kebanyakan rakyat Indonesia.
Photo credit by :https://unsplash.com/@rawpixel |
Tetapi, penggunaan yg terlalu sering menciptakan kuliner yg diproses menggunakan digoreng tidak sehat buat tubuh. Bahkan, minyak yang digunakan berkali-kali diklaim-sebut mampu memicu kanker.
Lantas, minyak goreng seperti apa yg aman dikonsumsi dan berapa kali sebaiknya minyak goreng digunakan? Dr Diana F. Suganda, M.Kes, SpGK memberikan pemaparannya seputar fakta & mitos minyak goreng dalam tayangan AYO HIDUP SEHAT pada tvOne Senin 22 Oktober 2018.
Minyak goreng poly mengandung kolesterol
Mitos. Menurut Diana, minyak nabati tidak mengandung kolesterol. Jadi, selama minyak yang kita gunakan buat menggoreng berasal dari minyak botani, sepeti minyak sawit, tidak terdapat kandungan kolesterolnya.
"Kolesterol hanya diproduksi oleh sel hewani dan dinding sel insan, flora tidak mampu menciptakan. Tapi, minyak kandungannya lemaknya tinggi," ujar Diana.
Minum minyak goreng bisa lancarkan persalinan
Mitos. Persalinan tidak terdapat kaitannya menggunakan makanan, apalagi mengonsumsi minyak. Minyak akan masuk ke pada saluran pencernaan dan diproses pada saluran cerna. Persalinan ditentukan sang vitamin, mineral, & latihan pernapasan, bukan karena minum minyak.
Makanan yg digoreng dengan minyak lebih lezat
Fakta. Inilah sebabnya ayam yang digoreng sanggup menciptakan nafsu makan bertambah dibanding ayam yg direbus. Hal ini ditimbulkan pengecap kita mempunyai papil atau alat pengecap yg lebih bahagia dengan yg legit & berlemak. "Makanya ketika makan yg berlemak akan terasa lebih lezat ," imbuh Diana.
Minyak goreng terlalu panas bisa beracun
Fakta. Hal ini berhubungan dengan titik didih minyak. Semakin tinggi titik didih minya, akan semakin aman buat menggoreng dibanding dengan titik didih rendah. Tapi, perlu diingat bahwa minyak yang telah dingin lalu dipanaskan lagi akan mengeluarkan asam lemak bebas. Inilah yang sebagai asal radikal bebas.
Terlalu banyak makan kuliner yang digoreng sebabkan obesitas
Fakta. Minyak goreng mampu menambah kalori pada makanan, contohnya, satu tahu mempunyai 50 kalori, tapi begitu digoreng kalorinya mampu mencapai 150.
Makan makanan digoreng mampu sebabkan radang tenggorokan
Mitos. Radang tenggorokan bukan ditimbulkan oleh makanan, tapi mampu ditimbulkan sang virus atau bakteri. Namun, bila sedang terkena radang, mengonsumsi gorengan sanggup membuatnya bertambah parah. Sebabnya, minyak mengandung lemak yg sulit dicerna atau lambat dicerna oleh tubuh sehingga penyerapannya menjadi lebih susah.
Batuk disebabkan makan kuliner digoreng
Mitos. Batuk sanggup disebabkan sang virus, bakteri, atau alergi. Tapi, makanan berlemak misalnya gorengan mampu lebih merangsang batuk.
Minyak goreng sumber radikal bebas penyebab kanker
Fakta. Ini berkaitan dengan titik didih yang telah dibahas sebelumnya. Pada minyak yang telah turun suhunya kemudian dipanaskan lagi, dia akan mengeluarkan asam lemak bebas. Asam lemak bebas ini dalam jangka panjang bisa menciptakan radikal bebas yg mengakibatkan kanker.
Penderita diabetes nir boleh makan gorengan
Mitos. Diabetes berhubungan dengan gula yang biasanya ditentukan oleh konsumsi karbohidrat. Lemak masih boleh dikonsumsi, asalkan pada dosis yang masuk akal. Tetapi, dalam penderita diabetes yang dibarengi menggunakan kolesterol tinggi, harus mengurangi konsumsi minyak goreng.
Membalurkan minyak dan gula bisa mengencangkan kulit
Fakta. Di pada minyak sawit masih ada topoferol yg membentuk vitamin E. Vitamin E sangat baik untuk kesehatan & elastisitas kulit.
Minyak hanya boleh dipakai 3 kali
Fakta. Tapi, akan lebih baik bila dipakai sampai 2 kali saja. Bahkan, Diana menganjurkan pada sekali gunakan, minyak usahakan diganti buat penggunaan berikutnya.(zo)